Barangkali ini merupakan serial terakhir tentang tifosi fanatik Roma bernama Mario Appignani yang berjuluk Cavallo Pazzo, alias Si Kuda Gila itu. Beberapa hari sebelum pertandingan Roma vs Napoli, minggu lalu, klub Roma menerima telepon darinya bahwa ia berniat kembali mengadakan ‘show’ di Stadion Olimpico, Roma.
Karuan saja hal ini membuat pengurus Roma kalang kabut. Klub itu segera mengeluarkan himbauan pada para tifosi lain agar bekerja sama untuk mencegah invasi Appignani ke lapangan pertandingan, di samping tentu memperketat keamanan stadion. AS Roma, yang telah dikenai denda 30 juta lira gara-gara ulah terakhir Appignani, sedang berperkara dengan Si Kuda Gila di pengadilan.
Tak heran sejak minggu lalu, pula gerak-gerik Appignani diawasi dan diusut pihak berwajib. Maka begitulah, Si Kuda Gila yang tampil menyamar di Stadion Olimpico akhirnya ketahuan juga setelah satu jam para petugas memeriksa setiap penonton. Ia dibawa petugas keamanan ke kantor polisi dengan ambulan. “Dia ditahan,” kata sang petugas.
Tapi ternyata ia bukan orang sembarangan. Ia bersedia membayar denda yang dijatuhkan Roma, tapi dengan syarat agar Roma mengorganisir konperensi pers untuk penyerahan uang itu. Selidik punya selidik ternyata Appignani bukan hanya melakukan invasi ke lapangan bola saja, melainkan juga pernah beraksi di tempat lain. Panggung festival lagu San Remo, festival film di Venezia, serta masih banyak lagi. Memang biang kerok rupanya.
Pemain pertama adalah Gunnar Nordhal dari Swedia yang bermain di AC Milan. Gelarnya benar-benar mengkilap, karena dia menjadi satu-satunya pemain yang menjadi pencetak gol terbanyak sebanyak lima kali (musim 1949/50, 1950/51, 1952/53, 1953/54, dan 1954/55).
Pemain asing lain, yaitu Michel Platini (Prancis/Juventus, tiga kali). Harold Nielsen (Denmark/ Bologna, dua kali). Ettore Puricelli (Uruguay/Bologna, dua kali). Marco van Basten (Belanda/Milan, dua kali), dan serta mahabintang Argentina, Diego Maradona, pada musim 1987/88 di Napoli.
(foto: solobari/zmnapoli)
Karuan saja hal ini membuat pengurus Roma kalang kabut. Klub itu segera mengeluarkan himbauan pada para tifosi lain agar bekerja sama untuk mencegah invasi Appignani ke lapangan pertandingan, di samping tentu memperketat keamanan stadion. AS Roma, yang telah dikenai denda 30 juta lira gara-gara ulah terakhir Appignani, sedang berperkara dengan Si Kuda Gila di pengadilan.
Tak heran sejak minggu lalu, pula gerak-gerik Appignani diawasi dan diusut pihak berwajib. Maka begitulah, Si Kuda Gila yang tampil menyamar di Stadion Olimpico akhirnya ketahuan juga setelah satu jam para petugas memeriksa setiap penonton. Ia dibawa petugas keamanan ke kantor polisi dengan ambulan. “Dia ditahan,” kata sang petugas.
Tapi ternyata ia bukan orang sembarangan. Ia bersedia membayar denda yang dijatuhkan Roma, tapi dengan syarat agar Roma mengorganisir konperensi pers untuk penyerahan uang itu. Selidik punya selidik ternyata Appignani bukan hanya melakukan invasi ke lapangan bola saja, melainkan juga pernah beraksi di tempat lain. Panggung festival lagu San Remo, festival film di Venezia, serta masih banyak lagi. Memang biang kerok rupanya.
Batistuta Calon Berikut
Kalau saja Gabriel Batistuta orangnya, berarti sudah 18 stranieri alias pemain asing yang pernah jadi capocannonieri, pencetak gol terbanyak, sejak Liga Italia dimulai pada musim 1929/30. Tujuhbelas pemain sebelumnya berasal dari delapan negara, dan meraih 26 gelar.Pemain pertama adalah Gunnar Nordhal dari Swedia yang bermain di AC Milan. Gelarnya benar-benar mengkilap, karena dia menjadi satu-satunya pemain yang menjadi pencetak gol terbanyak sebanyak lima kali (musim 1949/50, 1950/51, 1952/53, 1953/54, dan 1954/55).
Pemain asing lain, yaitu Michel Platini (Prancis/Juventus, tiga kali). Harold Nielsen (Denmark/ Bologna, dua kali). Ettore Puricelli (Uruguay/Bologna, dua kali). Marco van Basten (Belanda/Milan, dua kali), dan serta mahabintang Argentina, Diego Maradona, pada musim 1987/88 di Napoli.
(foto: solobari/zmnapoli)