Perjalanan, Pengalaman, & Pemahaman Permainan Terindah

Piala Dunia 1994: Pertama Kali 0-0 Dan Adu Penalti

Setelah menang adu penalti 3-2 atas Italia, akhirnya Brasil menyabet rekor baru: negara pertama yang empat kali merebut titel Piala Dunia, empat kali juara dunia. Tiga gelar pertama mereka terjadi di Swedia 1958, Chile 1962, dan Meksiko 1970, di mana ketika itu titel yang diburu masih bernama Piala Jules Rimet.

Piala Dunia 1994: Pertama Kali 0-0 Dan Adu Penalti
Franco Baresi sukses mematikan Romario Faria di laga normal.

Gelar keempat Brasil kali ini diraih lewat drama yang mendebarkan dan menegangkan, seolah nasib baik tidak berpihak lagi kepada mereka seperti di tiga Piala Dunia terakhir: 1978, 1982, dan 1990. Selama 120 menit permainan, Brasil dan Italia bermain imbang tanpa gol. Skor final yang berakhir imbang 0-0 ini merupakan sejarah baru dalam partai puncak Piala Dunia. 

Pertama kali sebuah final berakhir tanpa gol setelah 90 menit berlalu. Dalam 15 kali sejarah partai final, termasuk yang di Pasadena, Los Angeles, sebelumnya pernah muncul tiga final yang berakhir imbang dalam waktu resmi. Tapi semuanya ada gol.

Skor seri final pertama kali lahir di Roma, ketika tuan rumah Italia dan Cekoslowakia yang bertarung pada laga pamungkas Piala Dunia 1934 bermain seri 1-1 sepanjang 90 menit. Gli Azzurri, yang pertarungannya ditonton langsung diktator Benito Mussolini dengan ancaman hukuman mati bila sampai kalah, kemudian memetik gol kemenangan pada perpanjangan waktu.

Tahun 1966 di Stadion Wembley, London, pertemuan Inggris melawan Jerman dalam final juga berakhir dengan skor imbang 1-1 dalam waktu normal. Setelah perpanjangan waktu, Inggris akhirnya unggul 4-2. Di Buenos Aires, ketika Argentina jumpa Belanda dalam final Piala Dunia 1978, skor laga setelah 90 menit juga imbang 1-1. Barulah dalam perpanjangan waktu, tuan rumah merebut kemenangan 3-1.

Kini final Piala Dunia 1994 tak hanya tanpa gol di 90 menit tapi juga saat perpanjangan waktu dan adu penalti. Dari sepuluh kemungkinan gol dalam adu penalti pun hanya menghasilkan lima gol, alias separuhnya. Sejarah final yang kurang manis, ya?

REKAMAN FINAL

Brasil 3-2 (0-0, 0-0, 0-0) Italia
Waktu: 16 Juli, 02.55 WIB
Tempat: Stadion Rose Bowl, Los Angeles
Penonton: 94.194
Wasit: Sandor Puhl (Hongaria)
Adu Penalti:
1.Baresi (Italia). Gagal. 0-0 | Santos (Brasil). Gagal. 0-0
2.Albertini (Italia). Gol. 1-0 | Romario (Brasil). Gol. 1-1
3.Evani (Italia). Gol. 2-1 | Branco (Brasil). Gol. 2-2
4.Massaro (Italia). Gagal. 2-2 | Dunga (Brasil). Gol. 2-3
5.Baggio (Italia). Gagal. 2-3 | Bebeto (Brasil). Tidak menendang.
Kartu Kuning: Mazinho, Cafu (Brasil); Apolloni, Albertini (Italia)
Pemain Terbaik: Romario Faria (Brasil)
BRASIL: Claudio Taffarel; Jorginho/Cafu (21'), Aldair, Marcio Santos, Branco, Mauro Silva, Dunga, Mazinho, Zinho/Viola (106'), Bebeto, Romario. 
Pelatih: Carlos Alberto Parreira
ITALIA: Gianluca Pagliuca; Roberto Mussi/Luigi Apolloni (35'), Franco Baresi, Paolo Maldini, Antonio Benarrivo, Nicola Bertl, Demetrio Albertini, Dino Baggio/Alberigo Evani (95'), Roberto Donadoni, Roberto Baggio, Daniele Massaro. 
Pelatih: Arrigo Sacchi

PENCETAK GOL TERBANYAK

6 Gol: Oleg Salenko (Rusia); Hristo Stoichkov (Bulgaria).
5 Gol: Juergen Klinsmann (Jerman); Roberto Baggio (Italia); Romario Faria (Brasil); Kennet Andersson (Swedia).
4 Gol: Martin Dahlin (Swedia); Gabriel Batistuta (Argentina); Florin Raducioiu (Rumania).
3 Gol: Bebeto (Brasil); Gheorghe Hagi (Rumania); Jose Caminero (Spanyol); Dennis Bergkamp (Belanda); Tomas Brolin (Swedia).
2 Gol: Juan Andoni Goikotxea (Spanyol); Ilie Dumitrescu (Rumania); Adolfo Valencia (Kolombia); Luis Garcia (Meksiko); Fuad Anwar Amin (Arab Saudi); Claudio Caniggia (Argentina); Hong Myong-bo (Korsel); Daniel Amokachie, Emmanuel Amunike (Nigeria); Rudi Voeller (Jerman); Philippe Albert (Belgia); Wim Jonk (Belanda); Dino Baggio (Italia); Yordan Lechkov (Bulgaria); Georges Bregy (Swiss).
1 Gol: Julio Salinas, Fernando Hierro, Luis Enrique Martinez, Josep Guardiola (Spanyol); Hwang Sun-hong, Soe Jung-won (Korsel); Eric Wynalda, Ernie Stewart (AS); Ray Houghton, John Aldridge (Irlandia); Marc Degryse, Georges Grun (Belgia); Kjetil Rekdal (Norwegia); Roger Ljung, Henrik Larsson, Hakan Mild (Swedia); David Embe, Francois Omam-Biyik, Roger Milla (Kamerun); Rai Oliveira, Claudio Branco, Marcio Santos (Brasil); Gaston Taument, Bryan Roy, Aaron Winter (Belanda); Diego Maradona, Abel Balbo (Argentina); Rashidi Yekini, Finidi George, Samson Siasia (Nigeria); Alberto Garda, Marcelino Bernal (Meksiko); Alain Sutter, Stephane Chapuisat, Adrian Knup (Swiss); Dmitry Radchenko (Rusia); Sami Al-Jabber, Fahd Al-Ghassiyan, Saeed Owairan (Arab Saudi); Mohammed Chaouch, Hassan Nader (Maroko); Daniel Borimirov, Nasko Sirakov, Krassimir Balakov (Bulgaria); Harold Lozano, Herman Gaviria (Kolombia); Erwin Sanchez (Bolivia); Karl-Heinz Riedle, Lothar Matthaeus (Jerman); Daniele Massaro (Italia); Dan Petrescu (Rumania).



(foto: lacuarta)





Share:

Artikel Populer

Maurizio Sarri: Tantangan Baru Si Mantan Bankir

Buat tifosi Napoli yang militan dan fanatik, begitu melihat jagoannya cuma meraup dua poin dari tiga laga jelas bikin dongkol selain gundah...

Arsip

Intermeso

Wawancara

Arsip

Artikel Terkini