Ternyata gemerlapnya Gianfranco Zola pada musim ini dibantu oleh rentetan doa dan harapan dari mereka yang bersimpati dan berharap padanya. Seperti yang pernah dimuat di Corriere dello Sport Stadio di bawah ini.
"Yang Terhormat Gianfranco Zola,
Kami adalah para pegawai Pabrik Pasta Puddu (Grup Parmalat) di Siddi, desa kecil dekat Cagliari yang berpenduduk 800 orang. Pabrik itu tidak besar, hanya berpegawai 43 orang. Tapi bagi kami pabrik itu amat berarti, sama nilainya dengan FIAT di Torino.
Masalahnya sekarang pabrik kami akan ditutup. Kami memang tidak mengerti dengan masalah neraca, investasi, merek, atau marketing. Yang kami tahu, mereka akan menutup pabrik yang menjadi satu-satunya sumber nafkah keluarga kami.
Mister Zola yang terhormat, Anda adalah pemain yang sangat kami kagumi dan bermain di klub yang dimiliki oleh Tuan Stefano Tanzi, pemilik PT Saral yang menjadi induk pabrik kami. Kami berharap pada Anda jika Anda bertemu beliau (kami sangat berharap), tolong bicarakan gara penutupan dibatalkan.
Sementara ini kami hanya menunggu perkembangan dan jawaban dari Anda. Kami doakan agar Anda sukses bersama Parma memenangi Piala Italia, Piala UEFA, dan Serie A, khususnya sebagai capocanonnieri (pencetak gol). Atas perhatian Anda kami ucapkan terima kasih."
Zola memang belum menjawab surat itu, namun realitanya sudah terjawab. Zola dan Parma menjuarai Piala UEFA. Doa (bahkan sumpahan) orang teraniaya memang makbul.
Petugas langsung sewot ketika tahu yang memberi sumbangan itu seorang bintang sepak bola yang gajinya Rp 5 miliar setahun. Belum lagi penghasilan dari sponsor, iklan, dan bonus-bonus. Roby, sapaan Roberto Baggio, ternyata 'hanya' memberi sumbangan 2.000 lira (Rp 3.000!) kepada petugas CRI. Itu dilakukannya ketika dia sedang melakukan perjalanan ke Casoni Barroni untuk liburan bersama keluarga.
Esoknya langsung muncul berita heboh di Corriere dello Sport Stadio dengan nada satir. "Roby, duemilla lire alla Croce Rossa!" Artinya, "Roby, Dua Ribu Lira untuk Palang Merah!" Habis salah juga sih CRI, meminta dana ketika dia mau liburan. Siapa tahu Roby sedang tidak bawa uang cash.
Baggio memang sempat sengit dengan pemberitaan tersebut untuk membantah bahwa dirinya pelit. "Saya juga seperti yang lainnya, menyumbang pada kotak yang diletakkan di pinggir jalan. Jadi apa salah saya?" paparnya kepada kantor berita nasional Italia, ANSA (Agenzia Nazionale Stampa Associata).
Pemain yang sedang digunjingkan akan pindah dari Juventus ke AC Milan ini juga mangkel sebab gara-gara berita itu, masalah pribadinya dikorek-korek, terutama kabar gajinya di Juve yang akan diturunkan menjadi Rp 2 miliar per tahun.
(foto:fuoriposto/zmnapoli)
"Yang Terhormat Gianfranco Zola,
Kami adalah para pegawai Pabrik Pasta Puddu (Grup Parmalat) di Siddi, desa kecil dekat Cagliari yang berpenduduk 800 orang. Pabrik itu tidak besar, hanya berpegawai 43 orang. Tapi bagi kami pabrik itu amat berarti, sama nilainya dengan FIAT di Torino.
Masalahnya sekarang pabrik kami akan ditutup. Kami memang tidak mengerti dengan masalah neraca, investasi, merek, atau marketing. Yang kami tahu, mereka akan menutup pabrik yang menjadi satu-satunya sumber nafkah keluarga kami.
Mister Zola yang terhormat, Anda adalah pemain yang sangat kami kagumi dan bermain di klub yang dimiliki oleh Tuan Stefano Tanzi, pemilik PT Saral yang menjadi induk pabrik kami. Kami berharap pada Anda jika Anda bertemu beliau (kami sangat berharap), tolong bicarakan gara penutupan dibatalkan.
Sementara ini kami hanya menunggu perkembangan dan jawaban dari Anda. Kami doakan agar Anda sukses bersama Parma memenangi Piala Italia, Piala UEFA, dan Serie A, khususnya sebagai capocanonnieri (pencetak gol). Atas perhatian Anda kami ucapkan terima kasih."
Zola memang belum menjawab surat itu, namun realitanya sudah terjawab. Zola dan Parma menjuarai Piala UEFA. Doa (bahkan sumpahan) orang teraniaya memang makbul.
Roby, 2000 Lira?
Ulah bintang memang tak lekang dari perhatian publik sedikit pun. Begitu juga yang dialami oleh Roberto Baggio. Mungkin karena lagi banyak yang mesti dipikirkan (atau sedang mengencangkan ikat pinggang?), Baggio - salah satu orang terkaya di dunia - memberi sumbangan sekedarnya pada Croce Rossa Italiana (CRI), PMI-nya Italia, yang sedang mengumpulkan dana.Petugas langsung sewot ketika tahu yang memberi sumbangan itu seorang bintang sepak bola yang gajinya Rp 5 miliar setahun. Belum lagi penghasilan dari sponsor, iklan, dan bonus-bonus. Roby, sapaan Roberto Baggio, ternyata 'hanya' memberi sumbangan 2.000 lira (Rp 3.000!) kepada petugas CRI. Itu dilakukannya ketika dia sedang melakukan perjalanan ke Casoni Barroni untuk liburan bersama keluarga.
Esoknya langsung muncul berita heboh di Corriere dello Sport Stadio dengan nada satir. "Roby, duemilla lire alla Croce Rossa!" Artinya, "Roby, Dua Ribu Lira untuk Palang Merah!" Habis salah juga sih CRI, meminta dana ketika dia mau liburan. Siapa tahu Roby sedang tidak bawa uang cash.
Apa Salah Saya?
Kembali ke masalah Roberto Baggio. Pihak CRI terpaksa mengeluarkan pernyataan resmi sehubungan dengan pemberitaan sumbangan kapten Juventus tempo hari."Berita itu sama sekai tidak bersumber dari petugas kami," kata seorang juru bicara CRI. "Bagi kami bukan masalah besar kecilnya sumbangan, tapi partisipasi dan suka relanya. Justru kami salut dengan Roby sebagai seorang bintang yang peduli pada masalah sosial," lanjutnya lagi seraya meminta maaf.Baggio memang sempat sengit dengan pemberitaan tersebut untuk membantah bahwa dirinya pelit. "Saya juga seperti yang lainnya, menyumbang pada kotak yang diletakkan di pinggir jalan. Jadi apa salah saya?" paparnya kepada kantor berita nasional Italia, ANSA (Agenzia Nazionale Stampa Associata).
Pemain yang sedang digunjingkan akan pindah dari Juventus ke AC Milan ini juga mangkel sebab gara-gara berita itu, masalah pribadinya dikorek-korek, terutama kabar gajinya di Juve yang akan diturunkan menjadi Rp 2 miliar per tahun.
(foto:fuoriposto/zmnapoli)