Ada secercah perkembangan baru pada anak-anak muda Indonesia yang kini sedang berlatih keras di Italia, tidak lain adalah semangat dan harapan baik juga sikap optimis. Beberapa diantaranya bahkan sudah tidak sabar untuk segera merumput membela nama bangsa. Aples Gideon Tecuari, stopper PSSI Pra-Olimpiade mengaku tidak gentar menghadapi Korea Selatan dan Hong Kong.
“Korea bagus, mereka cepat dan postur tubuhnya tinggi-tinggi,” tuturnya. Ia dan rekan-rekannya telah menyaksikan pertandingan Korea Selatan saat mengalahkan La Spezia 1-0. “Tapi kita tak khawatir, di sini pun kita menghadapi pemain Italia yang tak kalah jangkung tubuhnya,” tegas Aples.
Ia mengaku tak tahu pola apa yang akan dijalankan pelatih Tord Grip untuk melawan Korea Selatan. Yang jelas, untuk tim PSSI Pra-Olimpiade kini telah dipersiapkan tiga pola, 3-5-2, 4-4-2, dan yang terakhir 4-3-3. Korea sendiri menurut pengamatan Aples bermain dengan pola 4-4-2. “Kalau menurut saya, pola yang tepat menghadapi Korea adalah 4-4-2,” katanya. Alasannya, dengan memakai pola 4-4-2 pertahanan akan lebih kokoh dan tak riskan bila melakukan duel-duel di udara.
“Tapi biar bagaimanapun semua tergantung pelatih. Beliau pasti lebih jeli menilai permainan,” kata Aples yang dihubungi per telepon Rabu pagi lalu. Perhatian memang lebih ditujukan pada Korea Selatan yang dinilai lebih berat dibanding Hong Kong, calon lawan lainnya. “Pak Rahim (Soekasah) bilang, Hong Kong tak sekuat Korea Selatan,” tutur Aples.
Duet Ujung Tombak
Sementara itu, target-man di depan, Indriyanto Nugroho pun mengaku siap berpasangan dengan siapapun. “Dengan Kurniawan atau Asep Dayat, bagi saya tak ada masalah. Keduanya sama-sama cepat,” tutur Indri. Kurniawan sempat berlatih sekali bersama tim Pra-Olimpiade saat ia liburan Paskah ke Italia. “Kurniawan terlihat makin matang, ia makin profesional,” puji Indriyanto.
Duet Indriyanti dan Kurniawan berpisah selama 7 bulan. Mereka telah bersama-sama sejak 1,5 tahun sebelum Kurniawan bermain untuk Luzern. Sedang bersama Asep Dayat, dia baru berduet selama empat bulan. Indri tak khawatir duetnya dengan Kurniawan akan kehilangan kekompakan walau mereka telah berpisah cukup lama. “Kami sudah saling mengenal karakter permainan masing-masing,” aku Indri yang kerap dipanggil juga dengan nama Nunung itu.
Jika Tord Grip menerapkan pola 4-3-3, maka ketiga penyerang muda itu akan tampil bersama menyerbu pertahanan lawan. “Saya akan berusaha menembus pertahanan Korea. Mereka bagus, mainnya penuh semangat,” kata Indriyanto. Ia pun tak tahu pelatih akan menerapkan pola apa.
Kurniawan, bintang masa depan sepak bola Indonesia, ketika dihubungi terpisah di Luzern mengaku lebih senang dengan pola 3-5-2. “Pola ini lebih tajam dan dinamis. Soal pasangan tak masalah bagi saya. Indriyanto atau Asep Dayat sama saja,” kata Kurni, panggilan akrabnya kini.
Kurni kini berkonsentrasi penuh untuk Pra-Olimpiade setelah klubnya Luzern kalah dari Young Boys dalam perempatfinal Piala Swiss. Prinsip saya, pertandingan yang di depan itulah yang menjadi perhatian utama. Kini konsentrasi saya penuh untuk Pra-Olimpiade,” ungkapnya. Sebelum menghadapi Korsel dan Hong Kong, tim nasional junior Indonesia melakukan dua pertandingan ujicoba di Singapura dan Johor.
5 Mei Berada di Singapura
10 Mei Ujicoba vs tim Pra-Olimpiade Singapura
13 Mei Ujicoba vs FC Johor
17 Mei Berada di Jakarta
19 Mei Ujicoba vs Hercules
25 Mei Bertanding vs Korea Selatan
30 Mei Bertanding vs Hong Kong
5 Juni Kembali berlatih di Italia
22 Agt Bertanding vs Korea Selatan di Seoul
26 Agt Bertanding vs Hong Kong di Hong Kong
(foto: stefan sihombing)
“Korea bagus, mereka cepat dan postur tubuhnya tinggi-tinggi,” tuturnya. Ia dan rekan-rekannya telah menyaksikan pertandingan Korea Selatan saat mengalahkan La Spezia 1-0. “Tapi kita tak khawatir, di sini pun kita menghadapi pemain Italia yang tak kalah jangkung tubuhnya,” tegas Aples.
Ia mengaku tak tahu pola apa yang akan dijalankan pelatih Tord Grip untuk melawan Korea Selatan. Yang jelas, untuk tim PSSI Pra-Olimpiade kini telah dipersiapkan tiga pola, 3-5-2, 4-4-2, dan yang terakhir 4-3-3. Korea sendiri menurut pengamatan Aples bermain dengan pola 4-4-2. “Kalau menurut saya, pola yang tepat menghadapi Korea adalah 4-4-2,” katanya. Alasannya, dengan memakai pola 4-4-2 pertahanan akan lebih kokoh dan tak riskan bila melakukan duel-duel di udara.
“Tapi biar bagaimanapun semua tergantung pelatih. Beliau pasti lebih jeli menilai permainan,” kata Aples yang dihubungi per telepon Rabu pagi lalu. Perhatian memang lebih ditujukan pada Korea Selatan yang dinilai lebih berat dibanding Hong Kong, calon lawan lainnya. “Pak Rahim (Soekasah) bilang, Hong Kong tak sekuat Korea Selatan,” tutur Aples.
Duet Ujung Tombak
Sementara itu, target-man di depan, Indriyanto Nugroho pun mengaku siap berpasangan dengan siapapun. “Dengan Kurniawan atau Asep Dayat, bagi saya tak ada masalah. Keduanya sama-sama cepat,” tutur Indri. Kurniawan sempat berlatih sekali bersama tim Pra-Olimpiade saat ia liburan Paskah ke Italia. “Kurniawan terlihat makin matang, ia makin profesional,” puji Indriyanto.
Duet Indriyanti dan Kurniawan berpisah selama 7 bulan. Mereka telah bersama-sama sejak 1,5 tahun sebelum Kurniawan bermain untuk Luzern. Sedang bersama Asep Dayat, dia baru berduet selama empat bulan. Indri tak khawatir duetnya dengan Kurniawan akan kehilangan kekompakan walau mereka telah berpisah cukup lama. “Kami sudah saling mengenal karakter permainan masing-masing,” aku Indri yang kerap dipanggil juga dengan nama Nunung itu.
Jika Tord Grip menerapkan pola 4-3-3, maka ketiga penyerang muda itu akan tampil bersama menyerbu pertahanan lawan. “Saya akan berusaha menembus pertahanan Korea. Mereka bagus, mainnya penuh semangat,” kata Indriyanto. Ia pun tak tahu pelatih akan menerapkan pola apa.
Kurniawan, bintang masa depan sepak bola Indonesia, ketika dihubungi terpisah di Luzern mengaku lebih senang dengan pola 3-5-2. “Pola ini lebih tajam dan dinamis. Soal pasangan tak masalah bagi saya. Indriyanto atau Asep Dayat sama saja,” kata Kurni, panggilan akrabnya kini.
Kurni kini berkonsentrasi penuh untuk Pra-Olimpiade setelah klubnya Luzern kalah dari Young Boys dalam perempatfinal Piala Swiss. Prinsip saya, pertandingan yang di depan itulah yang menjadi perhatian utama. Kini konsentrasi saya penuh untuk Pra-Olimpiade,” ungkapnya. Sebelum menghadapi Korsel dan Hong Kong, tim nasional junior Indonesia melakukan dua pertandingan ujicoba di Singapura dan Johor.
Agenda PSSI Pra-Olimpiade
4 Mei Berangkat dari Italia5 Mei Berada di Singapura
10 Mei Ujicoba vs tim Pra-Olimpiade Singapura
13 Mei Ujicoba vs FC Johor
17 Mei Berada di Jakarta
19 Mei Ujicoba vs Hercules
25 Mei Bertanding vs Korea Selatan
30 Mei Bertanding vs Hong Kong
5 Juni Kembali berlatih di Italia
22 Agt Bertanding vs Korea Selatan di Seoul
26 Agt Bertanding vs Hong Kong di Hong Kong